07 April, 2009

Mimpi buruk saat UTS Kalkulus II

Hari ini kesel banget rasanya, UTS kalkulus II gagal total....
padahal dah belajar semalaman, tapi ternyata belajar semalaman emang sangat kurang cukup dibandingkan kualitas soal yang sangat susah untuk dikerjakan seorang anak yang malas seperti aku ini...

Kalau dipikir-pikir kalkulus memang bukan Sejarah yang bisa dihafal dalam satu malam. Apalagi kalkulus lebih sulit dibandingkan dengan pelajaran sekolah waktu SMA. Jadi mestinya waktu buat latihan ngerjakan soalnya lebih banyak lagi daripada waktu latihan soal pada waktu SMA. Padahal dari dulu aku suka banget ma Matematika, tapi kenapa sekarang aku kok menjadi malas banget yah buat buka buku Kalkulus II.

Jadi inget waktu masih semangat belajar dulu nih, hampir tiap hari enggak pernah lepas dari nyobain soal-soal SPMB yang sekarang ini berganti nama menjadi SNMPTN. ngapain sih namanya diganti? kan jadi ribet ngomongnya.

Entah kenapa setelah masuk ITS ini hari-hariku berubah total. Aku menjadi seorang yang malas banget. Padahal jika dipikir-pikir mestinya aku sekarang ini lagi semangat-semangatnya ngejar berbagai macam ketertinggalan dari teman-teman. Entah mengapa, kuliah pun rasanya cuma pulang pergi tanpa pernah ada peningkatan sama sekali.

Belum lagi aku harus melanjutkan hafalan Alquran yang terbengkalai dan tak pernah terurus lagi. Padahal akau sudah berjanji pada ibu bahwa di akhir semester ini aku pasti sudah hafal 20 juz. Tapi sampai sekarang aku masih berputar-putar di Juz 11.
Huh, bisa gak yah aku menuhin janjiku pada ibu? Semangat aja deh, aku yakin 3 bulan sudah cukup untuk menghafalkan 10 juz lagi.

Yang paling membuat aku malas sekarang ini mungkin karena aku masih kurang sreg dengan semua keadaaan sekitarku. Aku masih kurang merasa nyaman. Ketika di kampus, aku selalu merasa sendiri dan lagi lagi online lagi online lagi. Semuanya terasa membosankan dan tiada arti. Namun, tiap kali aku sendirian dan merenungkan semua yang telah kulakukan. Aku selalu ingat akan pesan Ibu yang mengatakan "Kamu Berbeda dengan Anak-anak yang lain, Kamu Anak Ayah. Temen-temenmu cuma kuliah dan ga ada yang ngehafalin Alquran. Jadi Kamu harus bisa mengatur waktumu sebaik mungkin dan kurangi waktu untuk bermain-main" Tiap kali aku mengingat kata-kata ibu yang satu ini, aku selalu merasa bersalah dan tidak jarang Air mata ini pun menetes dengan sendirinya.

Entah bagaimana aku harus bertindak. Jujur aku ga bisa membohongi perasaanku, aku masih merasa kurang sreg berada disini. Namun, semuanya dah terjadi dan aku pun takkan bisa kembali lagi.Aku ga mau membuat ibu sedih lagi. Aku harus bangkit lagi, dan mulai melangkahkan kaki dengan pasti.

Sekolah Favorit, Sekolah yang mencerdaskan ataukah Sekolahnya anak-anak cerdas

Setelah membaca tulisan teman di facebook beberapa saat yang lalu, jadi ingat sama hal yang satu ini lagi. Dari dulu sebenarnya saya ingin menulis tentang hal ini namun selalu lupa dan akhirnya sekarang ini baru bisa terwujudkan. Selama ini, tentu kita tidak asing dengan istilah sekolah favorit karena saya rasa tiap daerah mungkin punya sekolah yang dianggap menjadi sekolah favorit.

Selama ini kita mengenal sekolah favorit sebagai sekolah yang mempunyai kualitas yang paling bagus diantara semua sekolah yang ada di daerah tersebut. Tiap tahun jumlah siswa yang mendaftarkan diri selalu paling banyak dibandingkan dengan sekolah yang lain.. Bahkan, tidak jarang pula ada orang tua yang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya hanya demi mendaftarkan anaknya pada sekolah tersebut.
Tiap tahun banyak prestasi ditorehkan, dan yang paling banyak mendapat sorotan adalah lulusan dari sekolah favorit yang banyak diterima di sekolah-sekolah maupun universitas yang tidak kalah terkenalnya.

Sebenarnya, kalau kita teliti lebih jauh, fenomena ini mungkin bukanlah suatu hal yang mengesankan karena seperti yang kita ketahui sendiri, hampir semua sekolah favorit pasti selsktif dalam menerima siswa baru. Hal ini tak lain dipengaruhi oleh kuota atau jumlah kelas yang tersedia memang terbatas. Di lain sisi, hal inilah yang membuat persaingan untuk masuk sekolah ini menjadi lebih ketat. Dan hanya mereka yang punya nilai yang mencukupi lah yang bisa masuk di sekolah ini. Disadari atau tidak, hal inilah yang nantinya menjadikan kualitas input sekolah favorit psti selalu lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas input dari sekolah-sekloah yang lain. Hal inilah yang akhirnya menjadikan sekolah ini selalu menjadi sekolah yang kaya prestasi.

Memang itu semua bukan hanya karena faktor input. Namun, saya rasa faktor inilah yang paling dominan karena menurut saya sebenarnya proses pembelajaran yang ada di sekolah favorit tidaklah jauh berbeda dengan proses pembelajaran yang ada pada semua sekolah pada umumnya. Yang paling membedakan mungkin hanyalah adanya persaingan diantara para siswanya sendiri yang mejadikan mereka begitu bersemangat untuk menjadi yang terbaik diantara semuanya. Bahkan, tidak jarang mereka mengikuti berbagai macam bimbingan belajar demi mendongkrak kemampuan mereka dan demi menjadi yang terbaik diantara para teman-temannya.

Saya rasa keunggulan sekolah favorit berasal dari kualitas siswanya sendiri yang memang benar-benar semangat, rajin, dan juga cerdas tentunya. Ketika dulu saya sekolah di suatu sekolah swasta, tidak pernah ada persaingan yang saya rasakan diantara semua siswa-siswanya karena kebanyakan mereka pun kurang mempunyai semangat yang tinggi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Bahkan, hampir semua teman saya yang cewek sekarang sudah mempunyai suami. Bandingkan dengan teman-teman saya ketika saya sekolah di sekolah favorit yang mayoritas mereka sudah mempunyai impian dan tujuan yang jelas kemana mereka akan melanjutkan pendidikan setelah mereka lulus nanti.

Sudah sangat jelas kan kalau sebenarnya kualitas siswa itu sendirilah yang menentukan kualitas sekolahnya. Bukannya mengesampingkan peran guru, tapi itulah yang saya rasakan ketika saya menempuh pendidikan di suatu sekolah favorit di daerah saya di mojokerto. Memang para dewan guru juga memiliki peran yang lumayan besar. Namun, seberapa pintarnya guru maupun seberapa semangatnya para dewan guru dalam mengajar tidak akan ada arti jika para siswanya tidak mempunyai semangat sama sekali. Berbeda dengan jika halnya para dewan guru kurang semangat dalam mengajar ataupun kurang jelas dalam memberi penjelasan namun para siswanya sangat bersemangat untuk belajar. Tentu, mereka akan berusaha mencari penjelasan dari buku yang ada di perpustakaan, menanyakan pada teman yang lebih bisa maupun ikut beberapa lembaga bimbingan belajar meski dengan biaya yang tidak kecil jumlahnya.

Coba kita renungkan sekali lagi, sebenarnya semua sekolah bisa menjadi sekolah favorit ketika siswa yang mendaftarkan diri ke sekolah tersebut memang benar-benar berdedikasi tingi. Hal inilah yang perlu kita pahami sekali lagi. Rata-rata masayarakat kita tidak pernah lagi melihat proses yang berlangsung di dalamnya dan langsung menilai suatu sekolah hanya dari input dan outputnya saja. Bayangkan sekolah favorit yang banyak ada sekarang ini dengan sekolah yang inputnya tidak seberapa namun outputnya sangat mengesankan. Tentu sangat berbeda kan, ketika input sekolah bagus, tentu tidak mengherankan ketika output yang dihasilkan bagus. Namun, ketika input tidak seberapa, tapi outputnya sangat bagus tentu hal ini karena ada proses di dalamnya sehingga mengubah siswa-siswa yang berkemampuan tidak seberapa menjadi siswa yang berdedikasi tinggi.

Seperti kata pepatah,Guru yang baik mengajari, guru sejati menginspirasi.

Seharusnya kita menilai suatu sekolah tidak hanya berdasarkan kualitas input dan outputnya saja namun juga berdasrkan kualitas proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
 

Proud to be

So far

Society Blogs - BlogCatalog Blog Directory

Proudly part of

The New Episode of Life Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template
back to top