03 Juli, 2009

Mojopahit Return

Berbicara tentang mojokerto, rasanya tidak akan pernah bisa lepas dari kerajaan mojopahit yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa kerajaan yang satu ini memang sangatlah luas kekusaannya sehingga tidak heran jika mojopahit pun pernah dikenal ke seluruh antero bangsa ini bahkan mungkin sampai ke seluruh asia. Namun, kejayaan itu sudahlah sirna dan yang tersisa hanyalah sejarahnya saja. Sangat ironi bukan?

Sebagai seorang penduduk mojokerto, saya sangat bangga akan kebesaran kerajaan mojopahit dan saya sangat tidak rela jika suatu saat nanti kerajaan mojopahit hanya tinggal namanya saja tanpa ada satu orang pun yang mengenalnya dan mengetahui sejarahnya.

Selain itu, saya juga merasa antusiasme masyarakat mojokerto akan kebudayaan tradisional juga sudah mulai hilang. Semua orang sudah mulai melupakan budayanya dan sedikit banyak sudah banyak terpengaruh oleh budaya barat dan juga semua hal yang menjadi tontonan mereka setiap hari baik itu sinetron, film, infotainment, maupun acara-acara lain yang setiap hari disiarkan di televisi. Kalau dibiarkan terus-terusan seperti ini, bukan tidak mungkin hal yang sangat saya khawatirkan tadi akan menjadi kenyataan dimana kerajaan mojopahit hanyalah tinggal namanya saja. Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikannya, lalu siapa?


Berangkat dari berbagai macam hal diatas, sering sekali terbesit dalam benak saya “Kapan ya,Mojokerto punya acara ataupun event yang benar-benar bisa memunculkan suasana kemegahan Mojopahit lagi?”
Namun, setelah saya pikir kembali, tentu akan sangat memberatkan pihak yang menyelenggarakannya jika ingin mengadakan suatu acara yang benar-benar megah. Dan saya pun teringat akan acara tahunan yang ada di kota malang, yaitu Malang Tempoe Doeloe yang tiap tahun tidak pernah sepi pengunjung. Baik itu, penduduk asli Malang maupun penduduk luar Malang. Coba kita bayangkan, Malang yang tidak punya peninggalan budaya sebesar kerajaan Mojopahit saja bisa mengadakan acara yang demikian meriahnya. Mengapa kita penduduk Mojokerto yang notabene mempunyai kebudayaan dan sejarah yang lebih banyak tidak dapat mengadakan hal yang sama atau bahkan melebihinya?

Sebenarnya kita mampu dan bisa mengadakan acara serupa. Tinggal masalah kemauan dan kerjasama dari semua komponen yang ada saja. Karena menurut saya, konsep yang ada pada acara Malang Tempo Doeloe sangatlah simpel, yakni menampilkan semua hal yang bersifat tradisional. Baik itu pakaian, makanan, maupun kesenian. Namun, dalam pelaksanannya yang paling dominan dan banyak terlihat dalam acara Malang Tempoe Doeloe adalah pameran dan bazar masakan dan makanan khas Malang Tempo Doeloe sedangakan untuk kesenian dan kebudayaannya masih sangat kurang ditampilkan.

Saya harap suatu saat pemerintah Mojokerto dapat benar-benar merealisasikan apa yang sekarang menjadi impian saya ini. Karena saya rasa, acara ini sangatlah menarik dan sangatlah cocok untuk diadakan di Mojokerto yang merupakan tempat dimana Kerajaan Mojopahit dulunya berada. Belum lagi manfaat-manfaat yang lain.misalnya, menjadikan acara seperti ini sebagai sarana untuk mempromosikan kekayaan budaya dan pesona alam yang dimiliki oleh Mojokerto kita tercinta, sebagai sarana untuk meningkatkan kecintaan masayarakat Mojokerto akan kebudayaan dan kesenian yang dimilikinya, dan juga sebagai sarana untuk mengingatkan masyarakat kita akan sejarah yang dimiliki Mojokerto sendiri.

Untuk masalah tempatnya, pemerintah Mojokerto tidak perlu cemas karena Mojokerto masih punya banyak tempat yang bisa digunakan sebagai tempat event akbar seperti ini, misalnya saja di Kompleks alun-alun kota Mojokerto, JTM(Jogging Track Mojokerto), Jalan brawijaya, Maupun di daerah luar kota seperti di kompleks stadion Gajah Mada Mojosari. Sedangkan untuk waktu pelaksanaannya, saya harap acara seperti ini tidaklah diadakan terlalu sering melainkan hanya setahun sekali karena saya harap acara seperti ini akan selalu menjadi agenda tahunan pemerintah kabupaten dan kota Mojokerto. Karena jika event seperti ini terlalu sering diadakan, dikhawatirkan masyarakat akan bosan. Bukan hanya bosan pada acaranya saja, tetapi juga pada kebudayaannya juga. Selain itu, membuat format acara sebagai acara tahunan juga akan menjadikan acara ini sebagai salah satu ciri khas dan kebudayaan baru di kawasan Mojokerto sendiri tentunya.

Semoga konsep event Mojopahit return atau Mojopahit kembali ini suatu saat benar-benar dapat terwujud menjadi suatu acara yang sangat digemari dan juga menjadi acara yang setiap tahun sangat dinantikan untuk diadakan lagi.
Jayalah Mojokertoku, jayalah Indonesiaku

Pusat Oleh-oleh khas Mojokerto

Mungkin di berbagai tempat Mojokerto dikenal sebagai kota onde-onde. Memang tidak salah, karena menurut saya hampir semua warung yang ada daerah pedesaan di Mojokerto pasti menjual makanan khas Mojokerto ini. Namun, jangan harap anda akan menemukan hal yang sama jika anda berkunjung ke daerah kota Mojokerto. Dari semua toko dan pusat perbelanjaan yang ada di Mojokerto, hampir tidak akan anda temui pusat perbelanjaan yang menjual makanan khas Mojokerto ini. Dan jikalau ada, itupun hanya beberapa saja. Sangat aneh bukan? Kota yang selama ini dikenal sebagai kota Onde-onde tidak mempunyai satupun pusat penjualan makanan khas yang satu ini.

Hal ini sangatlah bertolak belakang dengan kota-kota lain yang mempunyai makanan khas yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, di Pasuruan sudah ada pusat penjualan makanan khas Pasuruan yakni Telo. Di sepanjang jalan utama Kediri akan banyak kita temui penjual Tahu Pong atau yang biasa disebut juga dengan tahu takwa. Dan di Bondowoso, kita akan sangat mudah menemukan penjual Tape Bondowoso yang sangat terkenal itu karena di tepi-tepi jalan utama di Bondowoso, banyak sekali penjual Tape Bondowoso tersebut.


Jika kita teliti lebih lanjut, ini merupakan peluang bisnis yang sangat terbuka bagi siapa saja yang mau menekuninya. Apalagi pusat oleh-oleh khas Mojokerto juga masih sangat jarang ada di Mojokerto sendiri. Saya harap pemerintah bisa segera mengambil tindakan dan mencari orang yang tepat yang bisa diberi amanah untuk menjalankan bisnis ini karena sering sekali saya mendengar banyak orang yang kesulitan untuk mencari pusat oleh-oleh khas mojokerto. Pemerintah tidak perlu khawatir tidak laku karena Mojokerto merupakan salah satu jalur utama untuk masuk ke Surabaya khususnya bagi mereka yang berasal dari daerah Jombang, Kediri, dan berbagai daerah lain yang letaknya lebih selatan daripada Mojokerto. Jadi tidak ada salahnya kalau pemerintah memilih daerah yang dekat dengan jalan utama Mojokerto-Surabaya sebagai lokasinya. Selain di sepanjang jalan Mojokerto-Surabaya, tempat-tempat wisata seperti di daerah Trawas, Pacet, maupun Trowulan juga tidak ada salahnya dijadikan sebagai lokasi pembangunannya

Dan sebagai tambahan lagi, pemerintah dapat menambahkan berbagai macam makanan dan hasil karya khas Mojokerto yang lain sebagai komoditinya. Misalnya saja, krupuk rambak, telo,sepatu,sandal, maupun miniatur kapal mini yang sudah lumayan terkenal itu. Dan untuk hal yang satu ini, pemerintah harus bekerjasama dengan produsen berbagai macam produk unggulan Mojokerto tersebut dengan harapan mereka dapat dengan lebih mudah memasarkan hasil produksinya. Selain itu, selama ini tidak ada integrasi antara semua produsen produk unggulan tersebut sehingga jika ada pusat penjualan produk unggulan, itupun hanya menjual salah satu produk tertentu sehingga jika ada konsumen yang ingin membeli beberapa produk unggulan sekaligus harus langsung ke tempat-tempat dimana produk-produk tersebut diproduksi. Alangkah baiknya jika semua produk unggulan tersebut dikoordinir juga pemasarannya dan disediakan pusat penjualannya. Selain itu, pusat oleh-oleh ini juga bisa menambah jumlah lapangan kerja yang ada.

Sebagai langkah awal, pemerintah tidak harus langsung membangun beberapa pusat oleh-oleh sekaligus melainkan hanya membuat satu atau dua pusat oleh-oleh saja sebagai percobaan untuk mengetahui seberapa besar permintaan dan respon dari konsumen yang ada. Jika ternyata di awal-awal pembukaannya, pusat ini masih belum ramai dan tanggapan dari masyarakat juga belum seberapa. Pemerintah dapat membuat iklan maupun poster untuk menunjukkan bahwa sudah ada pusat oleh-oleh khas Mojokerto. Dan jika tanggapan dari masyarakat sudah mulai bagus, pemerintah dapat membangun cabang di setiap kecamatan khususnya di daerah-daerah obyek wisata.

Demikian beberapa uraian saya menanggapi keluhan beberapa orang yang selama ini masih kesulitan mencari pusat oleh-oleh khas mojokerto. Semoga uraian saya ini dapat menjadi suatu wacana yang nantinya benar-benar dapat diwujudkan dan akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Mojokerto.

Menggali Potensi Pariwisata Mojokerto

Selama ini, mungkin tidak banyak masyarakat di luar mojokerto
yang tahu mengenai objek wisata di daerah mojokerto.
Memang, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah wisata yang
sudah cukup terkenal, Objek Wisata di Mojokerto
memang masih sangat jarang terdengar.

Padahal, jika ditelusuri lebih lanjut, Mojokerto sebenarnya
mempunyai beberapa daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi tempat wisata yang digemari oleh wisatawan,
seperti : Trawas, Pacet, dan Trowulan.

1. Trawas
Dilihat dari letak geografisnya yang berada di dataran tinggi pegunungan,
Trawas memang sangat potensial untuk dijadikan tempat tujuan bagi mereka
yang ingin menghabiskan waktu libur mereka di daerah dataran tinggi,
khususnya di daerah Mojokerto. Apalagi trawas juga mempunyai beberapa
objek wisata yang lumayan menarik untuk dikunjungi seperti: Air terjun dlundung,
Petirtaan Jolotundo,dan beberapa candi yang tersebar di beberapa daerah di trawas.
Selain tersedia berbagai macam tempat wisata, di Trawas juga tersebar Villa
yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat menginap bagi mereka yang berlibur
dengan anggota keluarga maupun dengan teman-temannya.


Selain menyediakan tempat wisata yang cukup lengkap, sebenarnya Trawas juga masih
mempunyai satu tempat lagi yang tidak boleh untuk dilewatkan, yakni Desa Seloliman.
Selama ini, mungkin masih sedikit sekali orang yang tahu akan daerah yang satu ini.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman kini sudah lumayan banyak yang mengenalnya.
Hal itu tidak lain karena adanya PPLH(Pusat Penelitian Lingkungan Hidup) Trawas yang
ada di desa ini. Meskipun sudah lumayan banyak orang yang mengenal daerah ini,
pada kenyataannya masih sedikit sekali orang yang mau berkunjung ke daerah ini.
Padahal jika kita tahu, sebenarnya desa ini menawarkan wisata yang menarik melalui
berbagai kegiatan yang ada di desa.

Di desa yang kurang lebih berjarak satu jam perjalanan dari Surabaya ini,
pengunjung akan di ajak untuk menikmati suasana dan keindahan desa. Selain di ajak untuk
menikmati suasana dan keindahan desa, pengunjung juga akan di ajak untuk mengunjungi
berbagai tempat menarik yang ada di sekitar desa, seperti tempat daur ulang kertas di Desa
Daung Sempur,pembangkit listrik tenga hydro (hydro generator), serta peninggalan purbakala
Balekambang di areal kaki gunung Penanggungan. Sangat menarik bukan?

2. Pacet
Sama halnya dengan trawas, Pacet juga merupakan dataran tinggi yang sangat potensial
untuk dijadikan tempat tujuan wisata bagi mereka yang ingin menghabiskan
waktu liburnya di daerah pegunungan. Apalagi, pacet juga bisa menjadi jalur
alternatif bagi mereka yang ingin pergi ke Batu.

Meskipun sama-sama daerah pegunungan,
Pacet menyuguhkan suasana dan pilihan wisata yang lebih beragam daripada trawas.
Hal itu dapat dilihat dari adanya Tempat pemandian air panas di desa Padusan,
Wahana wisata Ubalan, dan beberapa tempat pemancingan yang menyebar di beberapa tempat.
Dan bagi anda yang ingin merasakan keindahan alam seperti halnya yang ada di daerah
Trawas, Anda dapat mengunjungi Air terjun Coban canggu yang tidak kalah indahnya
dibandingkan dengan Air terjun Dlundung.

Meskipun sudah dapat dibilang sangat lengkap sebagai daerah wisata,
sebenarnya masih ada potensi daerah Pacet yang belum dimanfaatkan, yakni
keindahan persawahan,perkebunan serta hutannya.Selama ini,kebanyakan daerah
persawahan dan perkebunan di daerah pacet hanya dimanfaatkan sebagai
persawahan dan perkebunan biasa. Padahal sebenarnya daerah persawaahan dan
perkebunan yang ada sangatlah potensial untuk dijadikan sebagai taman buah(berkebun)
seperti halnya taman buah yang banyak ada di daerah Malang dan berbagai wisata
pegunungan yang lainnya.

Selain persawahan dan perkebunannya, hutan yang ada juga sangat potensial untuk dijadikan
wahana wisata. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menjadikan daerah Hutan tersebut
sebagai Tempat Berkemah sperti halnya yang ada di Hutan di sekitar Air Terjun Dlundung
di Trawas. Selain itu, menjadikan Hutan tersebut sebagai Arena Out Bond juga tidak ada
salahnya untuk dicoba. Apalagi, sekarang ini wisata Out Bond seperti ini sekarang
juga mulai banyak digemari.

3. Trowulan
Lain halnya dengan dua daerah yang telah saya sebutkan di atas,
Trowulan bukanlah daerah pegunungan melainkan daerah dataran rendah
yang ada di perbatasan antara kabupaten Mojokerto dengan kabupaten Jombang.
Memang, daerah ini tidaklah sesejuk dua daerah diatas. Tapi, meskipun begitu
pesona wisata daerah ini tidak kalah dibandingkan dengan dua daerah pegunungan diatas.
Jika di Pacet dan Trawas tadi anda disuguhi dengan pesona alam yang sangat
mengagumkan, di Trowulan anda akan disuguhi oleh pesona budaya, sejarah, dan juga religi
yang tentunya tidak kalah mengagumkan.

Trowulan yang merupakan daerah yang disebut-sebut sebagai
tempat pusat pemerintahan kerajaan Mojopahit dulu berada menyediakan
berbagai macam candi yang menyebar di beberapa tempat terpisah di trowulan.
selain itu, di Trowulan juga ada Musium sejarah dan budaya dimana anda dapat belajar
banyak hal mengenai sejarah Kerajaan Majapahit dan juga kabupaten Mojokerto.

Selain berbagai wahana wisata sejarah dan budaya,
Trowulan juga menyuguhkan beberapa tempat wisata Religi seperti
Makam Troloyo yang ada di desa Sentonorejo maupun Wihara yang di dalamnya
terdapat patung buddha tidur terbesar di asia tenggara yang bertempat di desa Bejijong.

Selain berbagai tempat wisata yang telah disebutkan diatas,
Trowulan masih mempunyai potensi lain yang masih belum banyak dimanfaatkan
sebagai wisata, seperti daerah pengrajin patung batu dan juga patung kuningan.
Jika kita lihat di sepanjang jalan raya di trowulan, disana akan anda temukan
banyak sekali para pengrajin patung batu yang ada di samping kiri dan kanan jalan.
Untuk pengrajin patung kuningan, anda bisa menemukannya di desa Bejijong yang ada di
wilayah barat kecamatan Trowulan.
Namun, meskipun banyak sekali pengrajin patung batu dan juga kuningan,
hampir tidak ada tempat yang secara khusus menunjukkan serta memberikan
fasilitas bagi wisatawan yang tertarik untuk mengetahui maupun membuat
patung sendiri.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan menurut saya adalah pengadaan replika atau
gambaran Kerajaan Majapahit. Saya berharap pemerintah mau membangun atau merekonstruksi
ulang Kerajaan Majapahit yang dulu pernah berjaya. Memang, biaya yang diperlukan pasti
tidaklah sedikit. Namun, jika hal ini benar-benar direalisasikan, tentu tidak sedikit
wisatawan domestik maupun luar negeri yang ingin berkunjung kesana. Apalagi, selama ini
masih sangat sedikit sekali replika kerajaan di Indonesia. Tentu ini akan menjadi suatu
gebrakan dan daya tarik baru di dunia pariwisata. Seperti yang kita tahu, sektor pariwisata
merupakan salah satu lahan utama pemasukan kas negara kita. Jadi, tidak ada salahnya bukan
jika kita memberikan perhatian lebih pada sektor pariwisata.

Terlepas dari berbagai potensi yang telah saya paparkan di atas, Mojokerto masih mempunyai
berbagai macam potensi yang perlu untuk digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan
kemajuan masyarakat Mojokerto pada khusunya dan untuk Bangsa Indonesia pada umumnya.
Potensi itu masih ada,tinggal maukah kita menggalinya?
Dan Jika bukan kita(Bangsa Indonesia) yang menggali dan memanfaatkannya, lalu siapa?
 

Proud to be

So far

Society Blogs - BlogCatalog Blog Directory

Proudly part of

The New Episode of Life Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template
back to top