
Dulu waktu SMA, tentu kita mengenal yang namanya momentum, itu lho yang biasa dirumuskan sebagai hasil dari perkalian antara massa dan juga kecepatan atau bisa juga disebut perubahan kecepatan. Ingat nggak?Kalau nggak ingat, coba anda buka kembali buku – buka anda di waktu SMA lagi deh, pasti anda akan ingat. Kalau ternyata diantara buku – buku anda tidak anda temukan rumus momentum, berarti anda dulu bukan jurusan IPA, Hehehe..
Kembali pada momentum, kita semua mungkin sudah tahu bahwa momentum merupakan hasil perkalian antara massa dan kecepatan. Namun, tahukah anda bahwa momentum merupakan salah satu bukti bahwa ternyata Fisika memang refleksi dari kehidupan?
Dalam kehidupan nyata, momentum bisa dianalogikan sebagai perubahan atau kesuksesan. Sedangkan massa dan kecepatan, keduanya bisa dianalogikan sebagai keinginan(cita - cita) dan juga usaha. Karena momentum merupakan hasil perkalian antara massa dan kecepatan, maka momentum akan bernilai nol ketika massa, kecepatan, atau kedua-duanya bernilai nol. Artinya, tanpa usaha, impian tidak akan pernah menjadi nyata, begitupun sebaliknya tanpa keinginan dan cita – cita, usaha pun tidak akan tidak akan mendapatkan hasilnya karena usaha sendiri merupakan wujud nyata dari keinginan dan cita - cita.
Kalau kita sudah tahu bahwa massa = cita – cita, dan kecepatan = usaha, dapat kita simpulkan momentum atau dalam konteks ini kita analogikan sebagai Kesuksesan akan bernilai maksimal jika massa dan kecepatan dalam keadaan maksimal. Namun, satu hal yang perlu anda ingat, suatu benda bermassa memiliki batas kecepatan maksimum yang jika benda tersebut melaju dengan kecepatan yang melampaui batas kecepatan maksimum yang dibolehkan, benda tersebut akan hancur. Artinya, seberapapun besarnya keinginan dan cita – cita kita, kita tetap memiliki keterbatasan yang harus kita sadari. Jangan sampai cita – cita dan keinginan kita malah membunuh karakter dan diri kita sendiri sehingga akhirnya kita menghalalkan segala cara untuk mewujudkannya.
Selain itu, dalam teori momentum juga dikenal istilah elastivitas yang biasa digunakan jika benda tersebut bertumbukan yang biasanya menjadikan benda tersebut memantul sejauh jarak tertentu dan tidak selalu sejauh jarak awalnya. Dalam kehidupan nyata, elastivitas dapat kita analogikan sebagai takdir atau ketetapan Tuhan. Artinya, meskipun kita sudah memiliki cita – cita dan kita pun sudah berusaha secara maksimal, belum tentu hasil yang kita dapatkan akan maksimal. Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya menata hati agar bisa punya niat yang tulus, bisa senantiasa teguh berikhtiar secara istiqomah, dan bisa ikhlas atas semua hasil yang telah Allah berikan sebagai apresiasi atas usaha yang telah kita lakukan.
Ingat, tugas kita hanyalah sebatas bercita – cita, berusaha, dan berdo’a. Untuk urusan hasil, pasrahkan dan serahkan semuanya pada yang Maha Kuasa. Satu hal lagi yang perlu anda ingat, Rahmat Allah tidaklah terbatas. Jika anda mau berusaha dan berdo’a, bukan tidak mungkin nilai elastivitas yang Allah berikan akan membuat usaha anda mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak dari yang anda harapkan dan usahakan. At least, Keep dreaming, Keep Trying...
Diinspirasi oleh : note di Facebook Biaunik Niski Kumila, Mahasiswi Fisika ITS ‘09 yang berjudul “Fisika dan Kehidupan”
0 komentar:
Posting Komentar